Ikan gurame merupakan salah satu komoditas unggulan ikan air tawar yang mudah dibudidayakan serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, peluang mengusahakan gurame sebenarnya sangat terbuka sebab untuk membesarkan gurame kini dapat dilakukan dalam waktu singkat hanya 4 - 5 bulan hingga mencapai ukuran siap konsumsi. Perikanan budidaya khususnya ikan gurame selain berperan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, peningkatan pendapatan petani dan negara, juga penting dalam perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan agrobisnis.
Jenis ikan gurame
Jenis gurame yang telah lama dikenal hanya dua jenis, yaitu gurame soang dan gurame jepun, namun saat ini terdapat beberapa strain gurame baru, ada dugaan bahwa strain-strain baru tersebut merupakan keturuna atau perkawinan silang dari gurame soang dan gurame jepun yang mengalami penyesuaian pada masing-masing daerah
- Gurame Porsalin
- Gurame Blusafir
- Gurame Paris
- Gurame Soang
- Gurame Jepang
- Gurame Bastar
Pembenihan Gurame
A. Pemilihan induk
Salah satu keberhasilan pemijahan ikan gurame adalah tergantung dari cara memilih induk
yang akan dipijahkan, induk jantan dan betina yang dipijahkan harus baik dan unggul
sehingga akan dihasilkan benih yang unggul pula, adapun ciri-ciri induk yang berkualitas
kurang lebih adalah :
- Pilih induk yang pertumbuhan paling cepat dari satu peranakan
- Tidak cacat
- Gerakan ikan lincah
- Susunan sisik rapi, teratur, licin dan mengkilat serta tidak ada luka
- Umur produktif 4 - 10 tahun
- Berat > 20 Kg
B. Persiapan pemijahan
Persiapan pemijahan ikan gurame tersebut mencakup persiapan kolam pemijahan dan
persiapan sarang tempat telur ikan gurame, proses pemijahan ikan gurame membutuhkan
waktu relatif lama untuk mulai melakukan pemijahan, tidak seperti ikan mas atau lele yang
begitu dipertemukan langsung memijah, pemijahan sangat dipengaruhi tingkat kematangan
gonad induk dan rangsangan dari luar, proses pemijahan induk gurame biasanya akan
berlangsung setelah 15 - 30 hari induk dilepas ke kolam pemijahan.berikut ini persiapan pemijahan ikan gurame :
1. Persiapan kolam pemijahan
- Kolam dikeringkan 3 - 7 hari
- Perbaikan pematang yaitu membersihkan kolam dari semua kotoran yang ada dan masuk kekolam serta memberihkan rumput liar disekitar pematang
- Setelah pengeringan kolam, kemudian dilakukan pengapuran
- Pengisian air kolam dengan air bersih dan jernih sedalam 80 cm
- setelah kolam disisi air selama 3 - 4 hari maka induk sudah bisa dimasukan kedalam kolam pemijahan
2. Mempersiapkan sarang
Agar proses pemijahan dapat berlangsung lebih cepat pembudidaya perlu menyediakan
tempat kerangka sarang dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bahan sarang
seperti ijuk atau serbuk kelapa, keberadaan bahan sarang tersebut juga akan merangsang induk cepat untuk memijah
C. Penetasan telur
Proses penetasan telur dilakukan untuk mendapatkan larva ikan, proses penetasan telur
dilakukan dalam wadah khusus seperti aquarium, bak ember dan paso yang ditempatkan
diruang tertutup dan terlindung, istilah ruang tertutup adalah ruangan yang terlindung dari
pengaruh cuaca, curah hujan, angin, perubahan suhu, dan hama predator. Persyaratan
penetasan telur dan pemeliharaan larva yaitu air harus bersih dan jernih serta suhu udara
dan suhu air harus stabil tidak berfluktuasi. Telur yang menetas dipelihara sehingga
menjadi larva ukuran gabah atau biji oyong, dengan lama pemeliharaan kurang lebih 30-40
hari.Penetasan telur dan pemeliharaan larva merupakan priode masa kritis sehingga penanganannya harus dilakukan secara hati-hati, penetasan telur dan pemeliharaan larva
gurame secara terkontrol mutlak dilakukan karena angka kematian larva yang baru
menetas sampai dengan ukuran gabah atau biji oyong sangat tinggi.
D. Pemeliharaan larva gurame
Pemeliharaan larva dilakukan dari telur menetas yaitu umur 9 - 12 hari hingga menjadi larva
ukuran gabah atau biji oyong dengan berat 0.5 gram/ekor, pemeliharaan larva mulai
dilakukan ketika cadangan makanan atau kuning telur (yolk) yang ada diperut larva mulai
habis yaitu umur 9 - 12 hari dari telur menetas, pakan larva yang diberikan pasca cadanan
makanan mulai habis yaitu kutu air, dan cacing sutra, waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai benih ukuran gabah atau biji oyong yaitu 30 - 40 hari. Pemeliharaan larva
merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan dari sutau pembenihan ikan
gurame. Stadia larva merupakan masa yang paling kritis dalam siklus hidup ikan, malahan
lebih susah dari fase penetasan telur itu sendiri. Tingkat kematian pada larva sangat tinggi,
penetasan telur dan pemeliharaan larva gurame secara terkontrol mutlak dilakukan karena
angka kematian larva yang baru menetas sampai dengan ukuran gabah atau biji oyong
sangat tinggi, oleh karena itu, pemeliharaan larva harus dilakukan didalam ruangan tertutup
dan terlindung dari pengaruh cuaca, curah hujan, angin, perubahan suhu dan hama predator.
E. Pendederan gurame
Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih gurame setelah priode larva
sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap didederkan kembali atau siap ditebarkan
dikolam pembesaran, pendederan juga merupakan tahapan yang tepat untuk menyeleksi
benih-benih unggul, pembenihan ikan gurame dapat dilakukan secara berulang kali, jadi
pendederan bernih gurame bisa dijadikan kegiatan yang dilakukan sebagai suatu bisnis
tersendiri. Pendederan gurame dilakukan dari benih sebesar gabah atau biji oyong namun
ada juga pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar yaitu ukuran kuku. Berikut
ini ukuran yang dihasilkan dari setiap tahapan pendederan benih gurame yaitu : 1 - 2 cm
(gabah/oyong), ukuran 2 - 4 cm (kuku), ukuran 4 - 6 cm (silet), ukuran 6 - 8 cm (wadah
korek), sampai benih ukuran bungkus rokok 8 - 11 cm yang selanjutnya dilakukan pada
tahap pembesaran. Kegiatan pendederan gurame hampir sama dengan kegiatan
pembesaran gurame. kegiatan pendederan ikan gurame tersebut meliputi persiapan
wadah/kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengolahan air, pengendalian hama
dan penyakit dan pemanenan.
F. Pembersan gurame
Pembesaran gurame adalah suatu kegiatan budidaya yang meliputi kegiatan pra produksi,
proses produksi dan pemanenan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan gurame ukuran
konsumsi atau ukuran yang dikehendaki sesuai permintaan pasar, kegiatan pembesaran
merupakan kelanjutan dari pendederan, gurame ukuran konsumsi layak dipanen jika telah
mencapai ukuran 500 - 800 gram/ekor, namun ada juga konsumen yang menghendaki
gurame berukuran diatas 1 kg/ekor, khususnya untuk keperluan pesta atau hajatan.
Pembesaran gurame secara intensif disarankan dilakukan secara monokultur yaitu dalam
satu kolam hanya dipelihara ikan gurame saja. Hal ini dikarenakan gurame sangat lambat
ketika menyantap makanan, jika gurame dilakukan secara polikultur dimana dalam satu
kolam dipelihara dua atau lebih ikan dikhawatirkan pakan yang seharunya dimakan gurame
terlebih dahulu dimakan ikan pesaing sehingga pertumbuhan gurame tidak optimal. Benih
gurame yang diigunakann untuk kegiatan pembesaran yaitu minimal berukuran 100 g/ekor,
umumnya benih yang digunakan untuk kegiatan pembesaran berukuran 200 - 250 g/ekor,
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi minimal 500 g/ekor yaitu 4 - 5
bulan. Adapun kegiatan dalam proses produksi pembesaran ikan gurame umumnya
meliputi
- Persiapan kolam atau wadah
- Penebaran benih
- Pemberian pakan
- Pengolahan air
- Pengendalian hama dan penyakit
- pemanenan
G. Pakan
Pakan adalah sumber energi bagi mahluk hidup, pakan dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan ikan gurame, pakan gurame terdiri dari pakan alamai
(hijauan) tumbuhan dan pakan buatan (pelet), pakan tersebut dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan gurame, jika pakan diberikan sesuai dengan
kebiasaan makan gurame makan gurame dan mengandung gizi tinggi maka pertumbuhan
gurame dapat terpacu lebih cepat. Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang
masih dalam stadia larva atau benih, contoh pakan alami untuk larva atau benih gurame
tersebut adalah kutu air, cacing sutra dan arthemia sp, sedangkan pakan tumbuhan adalah
pakan yang diberikan dalam bentuk apa adanya kepada ikan seperti daun-daunan.
H. Pengendalian hama dan penyakit
Ikan yang dipelihara tidak akan lepas dari gangguan atau serangan hama dan penyakit,
serangan hama dan penyakit ikan bisa datang dan menyerang ikan secara tiba-tiba tanpa
diketahui sebelumnya, hama dan penyakit tersebut dapat mengancam kelangsungan hidup
gurame dari stadia telur, larva, benih sampaj gurame dewasa. Seranan hama dan penyakit
ini dapat menyebabkan produksi ikan menurun dan dapat menimbulkan kematian secara
masal sehingga gagal panen, oleh karena itu penanganan hama dan penyakit pada
gurame merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan
adalah upanya untuk menjaga agar tidak terjadi serangan sedangkan pengobatan merupakan upanya untuk mengobati ikan-ikan yang terserang hama dan penyakit agar
sehat kembali.
Pencegahan hama dan penyakit ikan merupakan cara yang efektif dibandingkan dengan
pengobatan karena biaya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan
orang yang mengkonsumsi ikan. Penyakit yang menyerang ikan merupakan suatu proses
hubungan antara tiga faktor yaitu lingkungan, ikan dan jasad penyakit. Ikan yang terserang
jasad penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan dan
organisme penyebab penyakit, misalnya lingkungan yang tidak sesuai adalah perubahan
suhu yang mendadak yang dapat menyebabkan ikan stres sehingga ikan menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit. selain faktor tersebut hama dan penyakit umumnya
menyerang setelah ikan mengalami gangguan fisik, kurang gizi akibat mutu pakan yang
jelek, menurunnya kualitas air kolam, sanitasi lingkungan yang buruk serta pengetahuan dan kemampuan petani ikan yang masih terbatas soal hama dan penyakit ikan.
I. Pemanenan
Panen merupakan tahap terakhir dari kegiatan produksi dalam budidaya ikan, panen
dilakukan setelah gurame mencapai umur atau ukuran tertentu sesuai dengan yang telah
direncanakan atau kehendaki pasar, keberhasilan usaha budidaya gurame dapat diketahui
dari hasil panen yang diperoleh. parameternya adalah jumlah, ukuran atau bobot, dan
kualitas ikan yang dihasilkan, ada tiga produksi hasil panen gurame yang diperoleh, yakni
telur dari hasil pembenihan, benih dari hasil pendederan dan gurame konsumsi dari hasil
pembesaran.